Dampak Denda Yang Besar Diberikan Pada Para Driver Go-Jek Yang Di Tuduh Telah Melakukan Order Fiktif

IZOKE - Ada apa dengan go-jek ? fenomena sebelumnya tentang jasa angkutan alternatif favorit yang sangat banyak di bicarakan, dari kontroversi nya antara para driver go-jek dan ojek pangkalan, hingga sejumlah layanan go-mart, go-food, go-massage dll. Kini sensasi baru kian banyak di bicarakan adalah justru para driver Go-jek yang hengkang dari profesinya setelah pihak Go-jek melakukan denda masal pada para drivernya karena tuduhan melakukan order fiktif. Berita ini menjadi bahan pembicaraan banyak orang di sebagian kota besar di Indonesia yang terdapat layanan ojek online Go-Jek.


Nadiem Makarim pendiri Go-jek
Sang pemilik perusahaan ojek online ini berkata bahwa dia dan pihaknya mendapati banyaknya kasus terkait order fiktif yang dilakukan para drivernya yang mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan. Nadiem Makarim yang geram akibat kelakuan para drivernya mengaku sudah memberikan banyak peringatan mengenai pelanggaran tersebut namun tidak dihiraukan oleh para pelaku Order Fiktif tersebut hingga akhirnya dia dan pihaknya sepakat untuk memberikan sangsi untuk para driver go-jek yang melanggar dengan aturan dikenakan denda yang jumlahnya cukup besar untuk menekan hingga menghapuskan para pelaku order fiktif yang sangat merugikan perusahaan Go-jek Indonesia.

Go-jek adalah sarana transportasi modern yang lahir di tengah-tengah keadaan yang sangat di butuhkan oleh masyarakat di Indonesia, seiring waktu semakin banyak para pengguna yang merasa terbantu dengan adanya layanan ojek online ini, karena mudah untuk melakukan order dan dapat di andalkan mengingat waktu dan tempat menjadi semakin mudah di jangkau dengan harga yang murah. Namun  kenyataan berkata lain ketika pihak Go-jek memasang tarif normal, berbondong-bondong para pemakai setia go-jek mulai beralih kembali kepada jasa akngkutan yang mereka gunakan sebelum menggunakan go-jek karena keluhan berat pada biaya yang di berikan oleh pihak go-jek untuk para pelanggan. Dan kini dengan perlawanan para driver Go-jek yang geram akibat di kenakan sangsi yang begitu besar oleh pihak perusahaan atas tuduhan melakukan order fiktif.

Kini di beberapa kota besar yang terdapat layanan Go-jek sudah semakin sulit didapati para driver go-jek yang biasanya mangkal dan menanti penumpang yang memesan. Dengan beberapa kejadian demo oleh para driver menjadikan layanan ini menjadi macet atau bisa dikatakan mati total di kota tersebut, seperti di kota Bandung, Makassar dan Surabaya, para driver melakukan mogok kerja dan cenderung menolak orderan yang dilakukan dari para pelanggan yang memesan.
LihatTutupKomentar